Lapas Bontang Ajak 30 Napi Tanam Padi

000-PADI TANAM

SEMANGAT. Kadiv Yankum Amru Batubara (kanan) bersama Dandim 0908 Letkol Inf Wahyu Dili dan Kalapas Bontang Tony Martono bersama para napi binaan Lapas Klas III Bontang menanam padi di area seluas 5 hektare untuk program ketahanan pangan. Tanpa alas kaki, ketiganya tampak semangat melakukan penanaman padi. (FOTO:ENDARNATA)

WAJAH Ceria tampak terlihat pada 30 narapidana yang bercocok tanam padi di area seluas 5 hektare di Desa Nyerakat Kiri, Bontang. Bagaimana tidak? Walaupun hanya sehari bahkan cuma beberapa jam, mereka bisa menghirup udara bebas lantaran mendapat kesempatan menanam padi jenis Ciherang, di Desa Nyerakat Kiri, Senin pagi (6/7), melalui program ketahanan pangan yang dilakukan Kodim 0908 Bontang bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas III Bontang. Kerjasama itu pun tertuang dalam nota kesepahaman antara Kodim dan Lapas Bontang dalam rangka pembinaan dan pelatihan bela negara, wawasan kebangsaan dan pelatihan pertanian dalam rangka ketahanan pangan di lahan pertanian milik Pemda Bontang.

Dengan memperkerjakan warga binaan Lapas III Bontang ini, untuk menanam padi seluas 5 hektare mendapat apresiasi dari Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Kaltim. Melalui kepala Divisi Pelayanan Hukum,  Amru Walid Batubara, gagasan mengajak serta para napi untuk menanam padi sangat bagus.

"Ini merupakan gagasan yang sangat bagus dalam meningkatkan ketahanan pangan. Dan dengan potensi-potensi yang bisa memberdayakan masyarakat, dan terobosan ini memang diperlukan tenaga kerja. Dan Kodim melihat tenaga kerja ada di Lapas. Ini ide yang bagus dan cemerlang. Saya ucapkan rasa syukur dan berharap pengembangan ini tidak berhenti disini saja," jelas Amru Walid Batubara yang mewakili Kepala Kantor Kementerian Hukum dan HAM Kaltim, Djoko Setiyono yang berhalangan hadir karena harus menghadiri rakor di Jakarta.

Menurut Amru, para napi ibarat petani manual sehingga perlu belajar lebih intensif lagi bagaimana menanam satu bibit menjadi besar. "Saya rasa ini gagasan sangat bagus dan cemerlang, para napi diberdayakan dan lebih produktif. Daripada mereka berdiam di lapas, merenung masa lalu," ujarnya.

Menurut Amru, banyak masyarakat luar sana yang berpikir bahwa orang yang berada di Lapas adalah orang yang nggak penting. "Justru itu salah.  Mereka bisa kita angkat dan berdayakan secara maksimalkan, dahulu mereka masuk hanya khilaf, dan di dalam kini mereka dibekali wawasan kebangsaan, dan berbagai keterampilan. Dan dengan menanam ini, efek positif jika mereka lepas nanti dari lapas akan diterima di masyarakat," ujarnya.

Dandim 0908 Letkol inf Wahyu Dili didampingi Kepala Lapas Klas III Bontang Tony Martono, mengatakan, program penanaman padi masa ke-II ini sementara memperkerjaakan 30 napi. Namun jumlah tersebut akan lebih banyak lagi. Pasalnya kali ini pai yang ditanam baru seluas 3 hektare, masih ada 2 hektare lagi ke depan. Dan program ini terus berlanjut.

"Kodim bersama Lapas juga Dinas Pertanian melaksanakan kegiatan peningkatan ketahanan pangan dengan menggelar memorandum of understanding (MoU). Disini  Kodim 0908/BTG jadi bapak asuh Lapas Bontang," jelas Wahyu Dili.

Semenjak awal 2015, lanjut Wahyu Dili, MoU juga dilakukan dengan Pemkot Bontang bidang ketahanan pangan dan program ini perlu ditingkatkan sehingga akan meningkatkan ketahanan pangan. Untuk mencapai target itu, Wahyu mengatakan, Kodim akan berupaya maksimal melakukan pendampingan, memberikan pelatihan gapoktan bagaimana mengolah lahan secara maksimal, pengadaan bibit padi, menggandeng CSR perusahaan, termasuk untuk perbaikan irigasi dan memupukan.

Mengapa menggandeng Lapas? Menurut Dandim 0908 ini, karena di Kaltim ini sangat sulit mencari tenaga kerja khususnya yang di bidang pertanian. Karena itu ia menggandeng Lapas III Bontang dan membuat pola pikir masyarakat bahwa bertani itu cukup menyenangkan.

Proses penanaman padi siang berlangsung cukup cepat, penanaman yang dimulai pukul 09.00 Wita selesai sekitar pukul 10.30 dan lahan seluas 3 ha telah tertanami padi seluruhnya.

0000-PADI TANAMMMMN

Sementara itu, salah satu narapidana yang terkait kasus senjata tajam yang mendaat kesempatan menanam padi diluar Lapas III Bontang kemarin, Andi Mansyur mengaku sangat bangga karena bisa keluar lapas walaupun sejenak. "Kami sangat bahagia bisa dikeluarkan dan dapat ilmu, mudahan setelah habis hukuman punya modal besar," ujar Andi mansyur yang mengaku sudah 8 bulan menghuni Lapas.

Dikatakan Andi Mansyur, di dalam lapas ia mendapatkan banyak ilmu, diantaranya baris berbaris, ilmu keagamaan, menanam bunga, membuat berbagai macam kerajinan, dan mendapat materi kebangsaan dari Kodim 0908. (ENDARNATA/HUMAS)


Cetak   E-mail