PERNAH BERSALAH, 28 ORANG NARAPIDANA DI WISUDA MENJADI GURU AL-QUR,AN

COver

Balikpapan, 20/03/2021 - Pondok Pesantren Babut Taubah Lapas Kelas IIA Balikpapan adalah sebuah terobosan program pembinaan yang digadang untuk dapat membentuk kepribadian dan intelektualitas spiritual warga binaan di Lapas Balikpapan. Program Pondok Pesantren ini diharapkan mampu menghasilkan terobosan-terobosan yang dapat merubah perspektif masyarakat bahwa warga binaan bukan hanya sekedar menjalani hukuman masa pidana namun juga belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Untuk itu, Lapas Balikpapan tidak main-main dalam Program Pondok Pesantren ini. Pada tahun 2019 lalu, kami melakukan survei kemampuan baca Al-Qur'an kepada seluruh warga binaan kami. Dari survei tersebut didapatkan hasil yang mengejutkan, dari sekitar 1100 warga binaan yang beragama Islam sekitar 846 warga binaan belum bisa membaca Al-Qur'an. Angka ini tentu sangat tinggi. Yang jika di persentase, maka ada sekitar 78% warga binaan yang tidak bisa membaca Al-Qur'an.
Dari dasar survei ini, maka Lapas Balikpapan bertekat untuk menggalakkan program Pemberantasan Buta Aksara Quran sejak akhir 2019 yang lalu. Program ini diharapkan mampun menekan jumlah angka Buta Aksara Quran di Lapas Balikpapan. Dengan metode "Berbagi Sesama" dimana warga binaan yang bisa dan mahir membaca Al-Qur'an diarahkan untuk dapat mengajar kepada warga binaan yang belum bisa.

"Alhamdulillah, niat baik ini dimudahkan oleh Allah SWT. Dengan dikirimkannya Badan Dakwah Islamiyyah Pertamina Hulu Mahakam yang memberikan bantuan kepada kami sejumlah modul Iqra dan Pelatihan Tahsin Al-Qur'an kepada warga binaan kami yang mejadi guru ngaji. Pelatihan Tahsin Al-Qur'an ini selanjutnya bekerjasama dengan Yayasan Al-Haqq Indonesia dengan Metode LTTQ Al-Haqq yang membagi Guru-guru ngaji Lapas yang berjumlah 28 orang kedalam 3 Kelas sesuai dengan hasil Penempatan kemampuan baca Qur'an masing-masing." Ujar Slamet Riyadi selaku Kasubsi Bimaswat yang juga Ketua DKM Babut Taubah
Pelatihan ini telah berjalan lebih dari satu tahun sejak Desember 2019 lalu dengan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari data kemampuan baca Al-Qur'an warga binaan Lapas Balikpapan yang menurun tajam.

Pada 2019 lalu, 846 warga Binaan tidak Bisa Baca Al-Qur'an. Pada hasil Survei kemampuan baca Al-Qur'an yang dilakukan pada Februari 2021 lalu, dari sekitar 1200 warga binaan yang beragama muslim. Hanyak sekitar 220 warga binaan saja yang belum bisa mengaji. Artinya dari 78% angka buta aksara Qur'an di lapas pada tahun 2019 dalam waktu 1 tahun kita berhasil menekan angka tersebut hingga menjadi 16% saja.

Tentunya hasil dan capaian ini tidak berhenti begitu saja. Karena PR kami telah berubah. Jika sebelumnya kami fokus pada warga binaan yang tidak bisa mengaji, maka saat ini kami juga harus fokus kepada warga binaan yang sudah bisa membaca Al-Qur'an untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an nya mulai dari penyebutan huruf, panjang pendeknya, hukum tajwid dsb.
"Untuk itu pada hari ini (20/03), 28 Guru Al-Qur'an kami Wisuda sebagai Guru Al-Qur'an yang tersertifikasi. Kedepan mereka diharapkan mampu menjadi pelopor penggerak Program Pemberantasan Buta Aksara Al-Qur'an di Lapas Balikpapan, tidak hanya mengajarkan warga binaan yang tidak bisa mengaji untuk bisa mengaji, tetapi juga dapat mengajar warga binaan yang sudah bisa mengaji untuk dapat meningkatkan kualitas bacaannya." Tutup Slamet. 

Pesantren 1

Pesantren 1


Cetak   E-mail