Samarinda - Rangkaian Kegiatan Patent One Stop Service (POSS) atau Layanan Paten Terpadu berlanjut pada kegiatan kunjungan yang dilakukan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) bersama Kanwil Kemenkumham Kaltim beserta tim dari Japan International Cooperation Agency (JICA) Expert Oka Hiroyuki ke salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kampung Tenun Samarinda. Adapun UMKM yang dikunjungi adalah UD. Cahaya Samarinda milik Muhammad Arsyad di Jalan P Bendahara Gang Muharam RT 26 Samarinda Seberang. Selasa(16/07/2024)
Berbagai produk hasil kerajinan tangan Khas Kalimantan Timur dijual di UMKM UD. Cahaya Samarinda, seperti kain tenun sarung Samarinda, aksesoris manik-manik khas Dayak, tas, kalung, gelang, tempat tisu, pernak-pernik khas kaltim, dan produk seni kriya lainnya.
Kanwil Kemenkumham Kaltim di wakili oleh Kepala Bidang Pelayanan Hukum Santi Mediana Panjaitan, mengungkapkan “kunjungan ke UMKM ini bertujuan untuk mengajak (JICA) Expert Oka Hiroyuki, dengan harapan agar dapat memperkenalkan Sarung Khas Samarinda untuk menjadi Komoditas Ekspor Indonesia di Pasar Internasional, sehingga dapat memperluas Pangsa Pasar Sarung Khas Samarinda”. Jelasnya. Kanwil Kemenkumham Kaltim juga sangat mendukung kegiatan dalam pembinaan dan pemberdayaan UMKM lokal demi kemajuan wilayah Samarinda, dimana UMKM Kampung Tenun UD.Cahaya Samarinda ini merupakan salah satu destinasi wisata di Samarinda dan merupakan salah satu UMKM yang sukses menjual berbagai produk kerajinan khas Kaltim dan sebagai distributor ke pedagang kerajinan serta dikirim ke seluruh Indonesia.
Muhammad Arsyad, Pemilik UD. Cahaya Samarinda, menyambut hangat kunjungan Kanwil Kemenkumham Kaltim. Pada UMKM ini, terdapat pekerja sebanyak 30 orang karyawan yang terdiri dari para penenun dan pemanik. “ Saya sudah memulai usaha dan jualan sejak saya sekolah, Saya berharap Usaha ini dapat lebih berkembang dan dapat memperkenalkan Sarung Khas Samarinda ini hingga ke kancah internasional ” .ungkapnya.
Kanwil Kumham Kaltim bersama Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) dan (JICA) Expert Oka Hiroyuki juga melihat langsung proses pembuatan kain tenun yang dikerjakan oleh para pengrajin. Salah satu pengrajin tenun, Hj. Kasmah menerangkan, bahwa ia telah menggeluti pembuatan kain tenun ini sejak remaja, dan membutuhkan waktu hingga 2 bulan lebih untuk menyelesaikan 1 sarung tenun. Dalam proses pembuatan kain tenun diungkapkan dari beberapa pengrajin, pembentukan motif kain dari susunan benang yang disusun menggunakan mesin tradisonal adalah tahap awal yang tersulit dan membutuhkan tekhnik dan ketelitian yang tinggi.
Kegiatan kunjungan ditutup dengan foto bersama dan beberapa tim juga berbelanja produk kerajinan sebagai bentuk dukungan pada produk UMKM lokal dan menjadi cinderamata untuk dibawa sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Timur. (Red_Humas)
